Kajian Islam :
Malapetaka
Akhir Zaman & Cara Mengatasinya
Mukadimah
Sesungguhnya segala puji bagi Allah semata, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan serta bertaubat kepada-Nya. Kami berlindung kepada-Nya dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan dari keburukan amal perbuatan kami. Barangsiapa diberi hidayah oleh Allah, niscaya tiada seorang pun yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa disesatkan-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk. Saya bersaksi bahwa tiada ilaah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah atas beliau, atas keluarga dan segenap sahabat beliau serta orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau sampai hari Kemudian kelak. Amma ba’du:
Sesungguhnya segala puji bagi Allah semata, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan serta bertaubat kepada-Nya. Kami berlindung kepada-Nya dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan dari keburukan amal perbuatan kami. Barangsiapa diberi hidayah oleh Allah, niscaya tiada seorang pun yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa disesatkan-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk. Saya bersaksi bahwa tiada ilaah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah atas beliau, atas keluarga dan segenap sahabat beliau serta orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau sampai hari Kemudian kelak. Amma ba’du:
Allah Ta’ala berfirman:
“Alif laaf miim. Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman",
sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang
sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah menge-tahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 1-3)
Rasulullah telah mengabarkan kepada
kita semua tentang fitnah-fitnah (malapetaka) yang bakal terjadi. Dan juga
menjelaskan jalan selamat darinya, yaitu berpegang teguh dengan Kitabullah dan
Sunnah Rasul-Nya. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Radhiallaahu anhu
menuturkan bahwa ia mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
“Ketahuilah bahwasanya bakal terjadi
fitnah-fitnah (malapetaka)!” Kami bertanya: “Bagaimana jalan keluarnya wahai
Rasulullah?” Beliau bersabda: “Berpegang teguh dengan Kitabullah, sebab di dalamnya
disebutkan sejarah orang-orang sebelum kalian, dan khabar tentang yang akan
datang setelah kalian, dan di dalamnya juga terdapat hukum terhadap
perselisihan di antara kalian. Ia adalah pemisah antara hak dan bathil, dan
sekali-kali bukanlah senda gurau. Barangsiapa meninggalkannya karena
keangkuhan, niscaya Allah akan membinasakannya. Dan barangsiapa mencari
petunjuk dari selainnya, niscaya Allah akan menye-satkannya. Ia adalah tali
Allah yang kokoh. Dan ia adalah bacaan yang penuh hikmah. Dan ia adalah jalan
Allah yang lurus.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
Pada hari ini kita berada dalam kancah
pepe-rangan melawan fitnah (cobaan dan godaan) yang sangat besar. Fitnah
bagaikan potongan malam kelam. Harta adalah fitnah (cobaan), anak-anak adalah
fitnah (coba-an), wanita adalah fitnah (godaan), bercampur baur dengan
orang-orang kafir dan munafik adalah fitnah (bencana), ajakan kepada kebatilan
dan menjauhi kebe-naran adalah fitnah (malapetaka), teman pergaulan yang jahat
adalah fitnah (bencana), seruan kepada perkara sia-sia, sesat dan batil adalah
fitnah (bencana). Dan masih banyak lagi yang lain.
Ketika seorang insan jatuh terperosok
ke dalam bahaya dan musibah, maka dihadapannya ada dua pilihan:Ia segera
mencari jalan-jalan keselamatan dan berusaha mengeluarkan diri dari musibah
tersebut hingga ia bisa selamat. Tidak syak lagi hal ini merupakan keharusan
yang harus ditempuh bagi orang yang berakal. Atau ia hanya bisa pasrah menerima
dan membiarkan dirinya binasa. Ini adalah tindakan orang bodoh yang pasrah dan
tidak mencari jalan selamat.
Fitnah-fitnah sudah begitu banyak pada
zaman sekarang ini. Gelombangnya sudah saling berbenturan dengan berbagai
bentuk kejahatan. Maka wajib bagi setiap muslim untuk berhati-hati darinya
dengan sungguh-sungguh berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya .
Dan hendaknya ia juga waspada agar
tidak men-jadi penebar fitnah (bencana) atau mendatangi atau condong kepadanya,
sehingga ia terjebak di dalamnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam bersabda:
“Bakal
terjadi fitnah (pertumpahan darah), orang yang duduk ketika itu lebih baik
daripada orang yang berdiri, yang berdiri lebih baik daripada orang yang
berjalan, yang berjalan lebih baik daripada yang berlari. Dan barangsiapa
melibatkan diri ke dalamnya niscaya ia akan terseret ke dalamnya.” (Muttafaq
'alaih)
Kita semua, baik rakyat maupun penguasa, ulama maupun orang awam, hendaknya saling bahu membahu memadamkan api fitnah dengan berbagai corak tersebut. Dengan cara yang penuh hikmah dan nasihat yang baik. Jika hal itu tidak kita lakukan, maka akibatnya akan sangat berbahaya dan kesudahannya akan sangat menyakitkan. Allah berfirman:
Kita semua, baik rakyat maupun penguasa, ulama maupun orang awam, hendaknya saling bahu membahu memadamkan api fitnah dengan berbagai corak tersebut. Dengan cara yang penuh hikmah dan nasihat yang baik. Jika hal itu tidak kita lakukan, maka akibatnya akan sangat berbahaya dan kesudahannya akan sangat menyakitkan. Allah berfirman:
“Dan
peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
zhalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.”
(Al-Anfal: 25)
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa
dunia ini ada-lah batu ujian dan cobaan. Allah berfirman: “Agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.”
(Huud: 7)
Dan bahwasanya kampung akhirat adalah
tempat tinggal yang abadi. Orang yang berbahagia adalah yang diselamatkan Allah
dari fitnah-fitnah (bencana-bencana). Dan orang yang celaka adalah yang
terseret ke dalam-nya dan menjadi penyeru kepadanya. Semoga Allah memberikan
keselamatan bagi kita semua.
Risalah yang sederhana ini menyebutkan dengan ringkas beberapa fitnah-fitnah yang banyak bersebaran pada zaman sekarang ini dan banyak menimpa kaum muslimin. Mudah-mudahan bermanfaat bagi orang yang ingin memetik faidah dan menjadi peringatan bagi para pencari ibrah (pelajaran). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Risalah yang sederhana ini menyebutkan dengan ringkas beberapa fitnah-fitnah yang banyak bersebaran pada zaman sekarang ini dan banyak menimpa kaum muslimin. Mudah-mudahan bermanfaat bagi orang yang ingin memetik faidah dan menjadi peringatan bagi para pencari ibrah (pelajaran). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Makna Fitnah
Fitnah adalah cobaan dan ujian. Dosa
syirik disebut fitnah dan kekufuran juga dise-but fitnah. Allah berfirman dalam
kitab-Nya: “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi.”
(Al-Baqarah: 193)
Yaitu sehingga tidak ada lagi syirik
dan kekufuran. Dalam ayat lain Allah berfirman: “Kalau (Yatsrib) diserang dari
segala penjuru, ke-mudian diminta kepada mereka supaya murtad, niscaya mereka
mengerjakannya.” (Al-Ahzab: 14)
Namun istilah fitnah lebih banyak diucapkan untuk sesuatu berupa bala dan cobaan yang kerap kali memperdaya dan menyimpangkan banyak orang dari jalan yang lurus. Sementara mereka tidak mampu mengatasinya, akhirnya mereka larut bersama bala dan cobaan tersebut. Itulah cobaan dan bala yang menyesatkan yang sangat dikhawatirkan Rasulullah n atas umatnya. Dalam sebuah hadits shahih beliau bersabda:
Namun istilah fitnah lebih banyak diucapkan untuk sesuatu berupa bala dan cobaan yang kerap kali memperdaya dan menyimpangkan banyak orang dari jalan yang lurus. Sementara mereka tidak mampu mengatasinya, akhirnya mereka larut bersama bala dan cobaan tersebut. Itulah cobaan dan bala yang menyesatkan yang sangat dikhawatirkan Rasulullah n atas umatnya. Dalam sebuah hadits shahih beliau bersabda:
“Menjelang
hari Kiamat nanti bakal terjadi fitnah-fitnah seperti potongan malam kelam.
Pada saat itu seseorang beriman pada pagi hari dan menjadi kafir pada sore
harinya, beriman pada sore hari dan menjadi kafir pada pagi harinya. Ia menjual
agamanya dengan materi dunia.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Maknanya apabila fitnah tersebut telah
menimpa seseorang, ia akan terpedaya dan selanjutnya sesat serta menyimpang
dari kebenaran dan petunjuk, ia menjual agamanya dengan materi dunia!
Fitnah-fitnah seperti ini telah banyak kita saksikan pada hari ini. Oleh karena
itu yang dapat bertahan dan sabar dalam menghadapinya hanyalah orang-orang yang
diteguhkan Allah dan diberi-Nya karunia ilmu dan pengetahuan.
Setan-Setan
dari Kalangan Jin Dan Manusia
Setan telah meyakini bahwa dirinya telah binasa. Bahwa ia termasuk penduduk Neraka. Dan ia pasti masuk ke dalamnya tanpa dapat menghindar sama sekali. Oleh karena itu ia berusaha menyesatkan bani Adam agar mereka bisa masuk bersama-sama ke dalam Neraka. Bahkan setan bersumpah untuk melakukan tekadnya itu. Allah Ta،¦ala berfirman:
§Iblis
menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.،¨ (Shad: 82-83)
Allah juga mengabarkan bahwa di kalangan manu-sia juga ada yang berperan sebagai setan. Allah Ta،¦ala berfirman: Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin.،¨ (Al-An،¦am: 112)
Allah juga mengabarkan bahwa di kalangan manu-sia juga ada yang berperan sebagai setan. Allah Ta،¦ala berfirman: Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin.،¨ (Al-An،¦am: 112)
Cobalah perhatikan, Allah Ta،¦ala mendahulukan penyebutan setan
dari jenis manusia sebelum penye-butan setan dari jenis jin! Sebab setan jenis
manusia itulah yang mengajak kepada apa yang diserukan oleh setan jenis jin.
Mereka mengajak kepada kekufuran, bid،¦ah dan maksiat, yang mana hal itu merupakan seruan setan. Alim
ulama menjelaskan bahwa setan senantiasa mengajak manusia kepada perbuatan
dosa, mulai dari dosa yang paling besar sampai dosa yang kecil. Ibnul Qayyim
menyebutkan dalam kitab Al-Bada،¦iul Fawaaid di akhir juz kedua sebagai berikut: ،§Sesungguhnya setan mengajak manusia
kepada enam perkara. Ia baru melangkah kepada perkara kedua bila perkara
pertama tidak berhasil dilakukannya.
1. Mengajaknya berbuat syirik dan
kekufuran. Jika hal ini berhasil dilakukannya berarti setan telah menang dan
tidak sibuk lagi dengannya.
2. Jika tidak berhasil, setan akan
mengajaknya berbuat bid،¦ah. Jika sudah terjerumus ke dalamnya, maka setan akan membuat
bid،¦ah
itu indah di matanya hingga dia rela dan setan pun membuatnya puas dengan bid،¦ah itu.
3. Jika tidak berhasil juga, setan
akan menjerumuskan-nya ke dalam dosa-dosa besar.
4. Jika tidak berhasil, setan akan
menjerumuskannya ke dalam dosa-dosa kecil.
5. Jika ternyata tidak berhasil juga,
setan akan menyibukkannya dengan perkara-perkara mubah hingga ia lupa
beribadah.
6. Jika tidak mempan juga, setan akan
membuainya dengan perkara-perkara kurang penting hingga ia abaikan
perkara-perkara terpenting.
7. Jika gagal juga, maka setan akan
melakukan tipu daya terakhir, jarang orang yang selamat darinya hingga para
nabi dan rasul sekalipun. Yaitu mengerahkan bala tentaranya dari jenis manusia
untuk menyerang orang-orang yang berpegang teguh dengan agamanya.
Oleh sebab itu kita temui setan-setan
jenis manusia ada juga yang menyeru kepada kekufuran, syirik, mengajak orang
berbuat dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil. Jika tidak mampu, mereka akan
membuat orang lalai dengan perkara-perkara mubah. Jika masih juga gagal, maka
mereka memalingkan orang dari amal yang terpenting kepada amal yang kurang
penting. Jika ternyata gagal, maka tidak ada jalan lain kecuali mengganggu
dengan lisan, dengan tangan atau dengan gangguan model apa saja!
Maka seorang insan seharusnya tetap
waspada dan menjauhkan diri dari setan-setan baik dari jenis jin maupun
manusia.ƒ}
Jenis-Jenis
Fitnah
Hendaknya setiap muslim harus mengetahui jenis-jenis fitnah, agar ia dapat berjalan di atas ilmu dan keterangan yang nyata, dan hingga ia tidak terkicuh, terutama bagi para pemuda. Sebab jika Allah tidak memberinya akal yang cemerlang dan sikap santun serta pemahaman dan pengetahuan yang cukup mengenai fitnah ini, niscaya banyak di antara mereka yang terkicuh dengan tipu daya setan. Dengan mudah ia akan mengikuti setiap ajakan setan. Maka dari itu, kita harus menyebutkan beberapa bentuk dan beberapa jenis fitnah pada zaman sekarang ini. Sebagaimana yang dimaklumi bersama, bahwa juru fitnah (kesesatan) tidak terang-terangan mengajak orang kepadanya. Namun ia mengajak melalui corong-corongnya, para penyebar dan para penyeru kepadanya. Merekalah yang disebut sebagai da’i-da’i penyebar kesesatan.
Fitnah ada dua jenis:
Penyeru kepada syirik, kekufuran,
kese-satan dan penyebar aqidah menyimpang.
Penyeru kepada perbuatan dosa dan mak-siat, baik dosa besar maupun dosa kecil.
Akan kita sebutkan satu per satu dengan ringkas dan gamblang supaya menjadi peringatan dan penjelasan. Sebab sangat disayangkan sekali risalah sederhana ini tidak cukup memuat seluruhnya.
Penyeru kepada perbuatan dosa dan mak-siat, baik dosa besar maupun dosa kecil.
Akan kita sebutkan satu per satu dengan ringkas dan gamblang supaya menjadi peringatan dan penjelasan. Sebab sangat disayangkan sekali risalah sederhana ini tidak cukup memuat seluruhnya.
Jenis
Pertama:
Penyeru Kepada Syirik, Kekufuran, Kesesatan dan Penyebar Aqidah Menyimpang
Sesungguhnya merupakan
fitnah zaman sekarang adalah merebaknya ajakan kepada perbuatan syirik, kufur
dan sesat serta menyebarnya aqidah-aqidah yang menyimpang di mana-mana. Sudah
barang tentu Allah Subhannahu wa Ta'ala telah meletakkan fitrah pada diri
manusia untuk mengenal-Nya. Dan untuk mengakui-Nya sebagai Rabb dan ilaah (sesembahan).
Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya:
“(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah mencip-takan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengeta-hui.” (Ar-Rum: 30)
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam juga telah menegaskan hal itu dalam sabdanya:
“(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah mencip-takan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengeta-hui.” (Ar-Rum: 30)
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam juga telah menegaskan hal itu dalam sabdanya:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى
الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ
يُمَجِّسَانِهِ، كَمَا تُنْتِجُ الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ، هَلْ تُحِسُّوْنَ
فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ. (متفق عليه)
“Setiap bayi
terlahir dalam keadaan fitrah (muslim muwahhid), namun kedua orang tuanyalah
yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi. Sebagaimana seekor hewan
melahirkan anaknya dalam keadaan sempurna, adakah kamu dapati cacat padanya.”
(Muttafaq 'alaih)
Dalam hadits ini Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjelaskan bahwa seorang insan lahir ke dunia dalam keadaan yang sem-purna, siap menerima kebaikan. Sekiranya ia dibiarkan begitu saja, niscaya ia dapat mengenali Rabbnya. Ia akan mengetahui apa yang diperintahkan kepadanya, serta menyadari bahwa ia tidak dibiarkan begitu saja. Ia dibebani tanggung jawab dan kewajiban. Akan tetapi di sekitarnya ada faktor-faktor yang mempengaruhinya.Ada yang baik, yang akan
menghidupkan fitrah dan nalurinya. Dan ada yang buruk, yang membelokkannya dari
aqidah yang benar, hingga terjerumus dalam aqidah-aqidah sesat. Faktor
berpengaruh tersebut bisa jadi dari orang tuanya sendiri dan bisa jadi dari
guru atau orang lain.
Dalam hadits ini Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjelaskan bahwa seorang insan lahir ke dunia dalam keadaan yang sem-purna, siap menerima kebaikan. Sekiranya ia dibiarkan begitu saja, niscaya ia dapat mengenali Rabbnya. Ia akan mengetahui apa yang diperintahkan kepadanya, serta menyadari bahwa ia tidak dibiarkan begitu saja. Ia dibebani tanggung jawab dan kewajiban. Akan tetapi di sekitarnya ada faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Fitnah semacam ini bergerak mengajak
orang kepada kesesatan dan kemaksiatan. Dengan ajakan seperti ini dan dengan
metode yang penuh tipu daya tersebarlah berbagai macam kemaksiatan secara
otomatis semakin banyak pula orang-orang yang mempromosikannya. Coba lihat,
betapa banyak penyeru kepada kekufuran, kebatilan dan kesesatan.
Tidak syak lagi, bahwasanya siapa saja
yang menggandrungi sebuah keyakinan, menyenanginya dan merasa puas dengannya,
pasti senang bila keyakinan seperti itu semakin banyak penganutnya dan tersebar
luas. Ia akan segera menawarkan keyakinan itu kepada orang lain dan berusaha
agar orang lain menyukainya dan memandangnya bagus. Tanpa ambil peduli dengan
kesalahan dan kesesatan yang ada padanya. Sebagai contoh, kita meyakini
kesesatan kaum Nasrani, Yahudi dan Majusi, siapa saja yang mempelajari dan
mengetahui keyakinan mereka pasti yakin bahwa mereka jauh dari kebenaran.
Walaupun begitu mereka meyakini bahwa mereka berada di atas kebenaran. Oleh
sebab itu mere-ka berusaha sekuat tenaga menyebarkan keyakinan mereka melalui
berbagai media. Dan menyebarkan juru-juru dakwah yang mereka namakan
missionaris, namun pada hakikatnya mereka adalah penginjil dan penyebar
kesesatan. Mereka ini adalah fitnah terbesar, yang mana mereka telah berhasil menyesatkan
banyak orang. Hanya orang-orang yang diselamatkan Allah Subhannahu wa Ta'ala
saja yang terhindar dari bahaya mereka para missionaris dan penginjil itu.
Allah Subhannahu wa Ta'ala menjadikan mereka sebagai batu ujian dan cobaan bagi
umat manusia. Namun di balik itu semua ada hikmah yang besar dan bukti yang
terang.
Termasuk fitnah yang tersebar pada
hari ini adalah ajakan-ajakan kepada aqidah yang sesat. Siapa saja yang
meyakini sebuah aqidah sesat, maka aqidah itu akan menjadi kepercayaannya. Ia
akan menyeru kepada-nya dan mengangkat juru-juru dakwah untuk menyebar-kannya.
Dan rela mengeluarkan hartanya untuk itu sekalipun aqidah itu batil dan jauh
dari kebenaran. Namun setan membuta-tulikan mata hatinya sehingga merasa
dirinyalah yang benar dan memandang salah orang-orang yang menyelisihinya.
Lihat saja, setiap ahli bid’ah pasti
mengajak orang kepada bid’ahnya. Sebagai contoh kaum Syi’ah Rafidhah, ajaran
mereka telah tersebar luas di beberapa negeri Islam. Padahal jika engkau
menilik keyakinan mereka, pasti engkau dapati sangat jauh dari kebenaran. Jika
engkau membaca buku-buku mereka, pasti engkau akan terhenyak kaget melihat
kisah-kisah khurafat dan dusta bertebaran di sana-sini.
Walau demikian, mereka
bersungguh-sungguh dalam menyebarkan aqidah sesat tersebut. Bukan itu saja,
bahkan mereka rela mengeluarkan harta yang berlimpah demi menjerat orang-orang
jahil dan bodoh ke dalamnya. Jarang orang yang selamat jika sudah terperangkap
jerat aqidah tersebut. Wal ‘Iyadzubillah
Setan menutup mata mereka sehingga mereka merasa berada di pihak yang benar. Lalu mereka pun berusaha memperdaya orang lain supaya meyakini merekalah golongan yang benar, selain mereka adalah ahli bathil. Ternyata banyak sekali orang-orang jahil dan terbelakang yang terkicuh dengan cara-cara mereka itu. Mereka menampakkan kelembutan, kerendahan hati dan ketawadhu’an namun di balik itu mereka berusaha menyeret orang ke dalam aqidah mereka yang sesat. Fitnah kelompok Syi’ah Rafidhah ini sudah sedemikian besar dan parah, kita memohon kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala semoga kaum muslimin terhindar dari kejahatan dan bahaya mereka.
Selain itu banyak pula kelompok-kelompok menyimpang lainnya. Misalnya kelompok Khawarij yang juga merupakan ancaman serius. Mereka masih tetap bergentayangan di beberapa negeri. Yang membuat api fitnah semakin marak.
Demikian pula kaum sufi, kaum ahli bid’ah yang mentakwil secara bathil sifat-sifat Allah. Mereka juga merupakan pemicu fitnah. Mereka ini menyebar di ber-bagai belahan dunia. Dan masih banyak lagi kelompok-kelompok menyimpang lainnya.
Maka sudah seyogyanya seorang insan berpe-gang teguh kepada al-Haq dan benar-benar meyakininya. Dan benar-benar bersandar kepada dalil-dalilnya. Serta menjauhkan diri dari juru-juru fitnah dan kesesatan tersebut. Jangan sekali-kali ia mendengar ajakan dan promosi mereka. Sekalipun ia seorang yang berilmu. Sebab keyakinan-keyakinan sesat itu ibarat racun dalam lemak. Kelihatannya enak, menarik minat untuk mema-kannya namun di balik itu adalah racun mematikan.
Setan menutup mata mereka sehingga mereka merasa berada di pihak yang benar. Lalu mereka pun berusaha memperdaya orang lain supaya meyakini merekalah golongan yang benar, selain mereka adalah ahli bathil. Ternyata banyak sekali orang-orang jahil dan terbelakang yang terkicuh dengan cara-cara mereka itu. Mereka menampakkan kelembutan, kerendahan hati dan ketawadhu’an namun di balik itu mereka berusaha menyeret orang ke dalam aqidah mereka yang sesat. Fitnah kelompok Syi’ah Rafidhah ini sudah sedemikian besar dan parah, kita memohon kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala semoga kaum muslimin terhindar dari kejahatan dan bahaya mereka.
Selain itu banyak pula kelompok-kelompok menyimpang lainnya. Misalnya kelompok Khawarij yang juga merupakan ancaman serius. Mereka masih tetap bergentayangan di beberapa negeri. Yang membuat api fitnah semakin marak.
Demikian pula kaum sufi, kaum ahli bid’ah yang mentakwil secara bathil sifat-sifat Allah. Mereka juga merupakan pemicu fitnah. Mereka ini menyebar di ber-bagai belahan dunia. Dan masih banyak lagi kelompok-kelompok menyimpang lainnya.
Maka sudah seyogyanya seorang insan berpe-gang teguh kepada al-Haq dan benar-benar meyakininya. Dan benar-benar bersandar kepada dalil-dalilnya. Serta menjauhkan diri dari juru-juru fitnah dan kesesatan tersebut. Jangan sekali-kali ia mendengar ajakan dan promosi mereka. Sekalipun ia seorang yang berilmu. Sebab keyakinan-keyakinan sesat itu ibarat racun dalam lemak. Kelihatannya enak, menarik minat untuk mema-kannya namun di balik itu adalah racun mematikan.
Tujuan kami menyebutkan oknum-oknum
juru dakwah yang menyesatkan serta bid’ah-bid’ah mereka adalah sebagai
peringatan bagi setiap muslim dari bahaya mereka dan bahaya bid’ah yang mereka
serukan. Dan supaya kaum muslimin tidak bertumpu kepada mereka. Hendaklah
selalu waspada dan berhati-hati terhadap setiap orang yang mengajak kepada
kekufuran, syirik, bid’ah dan kesesatan.
Jenis Kedua: Penyeru Kepada Maksiat dan
Dosa yang Besar Maupun Kecil
Oknum-oknum yang mengajak
berbuat maksiat dan dosa yang besar maupun kecil sangat banyak berkeliaran pada
zaman sekarang ini, semoga Allah Subhannahu wa Ta'ala tidak memperbanyak jumlah
mereka. Banyak sekali fitnah dan musibah akibat kejahatan mereka. Mereka masuk
ke mana-mana, di kalangan kaum Yahudi terdapat penyeru kepada maksiat, demikian
pula halnya di kalangan kaum Nasrani, kaum musyrikin, kaum mulhidin kaum
komunis, bahkan di kalangan kaum muslimin dan lebih khusus lagi di kalangan
Ahlus Sunnah terdapat penyeru kepada maksiat. Demikian pula di kalangan kaum
Syi’ah Rafidhah, Mu’tazilah dan kelompok-kelompok bid’ah lainnya, di kalangan
mereka terdapat penyeru kepada maksiat.
Penyeru kepada maksiat lebih dominan
daripada yang lain. Bencana yang mereka timbulkan juga lebih besar. Tidak ada
jalan alternatif lain bagi seorang mus-lim untuk menyelamatkan dirinya dari
bencana tersebut kecuali dengan menyadari bahwa Allah Subhannahu wa Ta'ala
telah mengharamkan segala perbuatan maksiat. Dan hendaknya ia mengetahui bahwa
oknum-oknum yang mengajak berbuat maksiat pada hakikatnya mengajak supaya orang
lain meniru mereka.
Tidak syak lagi, Allah Subhannahu wa Ta'ala telah menjelaskan perkara yang halal dan perkara yang haram. Dan telah menetapkan sanksi dan hukuman atas perbuatan haram dan mengancam pelakunya dengan siksaan yang pedih. Di samping itu Allah Subhannahu wa Ta'ala menganjurkan hamba-Nya berbuat taat dan berpegang teguh dengannya serta selalu mengerjakan amal-amal kebaikan. Dan Dia telah menjanjikan pahala yang besar bagi yang mengamalkannya. Namun meski demikian, oknum-oknum yang menggandrungi perbuatan dosa dan maksiat itu tetap ngotot menyebarkannya.
Tidak syak lagi, Allah Subhannahu wa Ta'ala telah menjelaskan perkara yang halal dan perkara yang haram. Dan telah menetapkan sanksi dan hukuman atas perbuatan haram dan mengancam pelakunya dengan siksaan yang pedih. Di samping itu Allah Subhannahu wa Ta'ala menganjurkan hamba-Nya berbuat taat dan berpegang teguh dengannya serta selalu mengerjakan amal-amal kebaikan. Dan Dia telah menjanjikan pahala yang besar bagi yang mengamalkannya. Namun meski demikian, oknum-oknum yang menggandrungi perbuatan dosa dan maksiat itu tetap ngotot menyebarkannya.
Jika hati bertanya, apa yang mereka
inginkan di balik maksiat dan dosa yang mereka sebarkan ke mana-mana? Bukankah
mereka mengetahui bahwa Allah telah mengharamkannya? Bukankah mereka juga
menyadari bahwa Allah Subhannahu wa Ta'ala akan mengazab orang-orang yang
berbuat maksiat? Lalu apa yang mereka inginkan?
Jawabnya: Itulah fitnah dan bala zaman
sekarang! Allah Subhannahu wa Ta'ala menguji hamba-hamba-Nya dengan fitnah
tersebut. Barangsiapa selamat berarti merekalah orang-orang yang dikehendaki
baik oleh Allah Ta'ala. Barangsiapa binasa, maka merekalah orang-orang yang
dikehendaki sesat oleh-Nya. Wal ‘Iyadzubillah
Sebagai keterangan tentang fitnah dan bahaya para penyeru kepada maksiat, kami akan menyebutkan beberapa contoh orang-orang yang mengajak berbuat maksiat dan seruan yang mereka teriakkan. Sehingga seorang muslim dapat berjalan dengan penuh kewaspa-daan terhadap mereka dan pengaruh mereka. Kami akan menyebutkan beberapa maksiat yang sudah umum dan merata di tengah-tengah umat. Menyinggung sekilas tentang bahayanya dan tidak memerincinya lebih mendalam. Sebab buku kecil ini tidak cukup untuk memuat-nya.
Menenggak Minuman Keras
Sebagai keterangan tentang fitnah dan bahaya para penyeru kepada maksiat, kami akan menyebutkan beberapa contoh orang-orang yang mengajak berbuat maksiat dan seruan yang mereka teriakkan. Sehingga seorang muslim dapat berjalan dengan penuh kewaspa-daan terhadap mereka dan pengaruh mereka. Kami akan menyebutkan beberapa maksiat yang sudah umum dan merata di tengah-tengah umat. Menyinggung sekilas tentang bahayanya dan tidak memerincinya lebih mendalam. Sebab buku kecil ini tidak cukup untuk memuat-nya.
Menenggak Minuman Keras
Meminum minuman keras termasuk fitnah
(ke-mungkaran) besar yang banyak menimpa para pemuda Islam sekarang ini. Tidak
hanya sebatas menenggaknya saja, bahkan mereka juga mengajak orang lain kepada
kemungkaran yang besar ini. Setiap orang yang kecanduan minuman keras, pasti mengajak
orang lain untuk mencicipinya. Sebab ia sudah terlanjur sayang dan suka serta
menggandrunginya, karena itulah ia ingin agar semakin banyak orang yang
mengikuti dan mem-bantunya. Sehingga tidak ada orang yang mencegahnya. Ia akan
berkata kepada orang yang mendakwahinya: “Mengapa Anda terlalu pelit terhadap
diri sendiri? Mengapa Anda tidak ikut bersenang-senang menikmati kelezatan ini?
Demikianlah ia terus merayu sehingga orang-orang yang jahil akan terperosok ke
dalam perbuatan maksiat itu! Dan bila sudah jatuh ke dalamnya, ia akan terjerat
sehingga sangat sulit untuk melepaskan diri. Jatuhlah ia ke dalam kemungkaran
yang besar, yaitu meminum minuman keras. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
“Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu men-dapat
keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamr (arak) dan berjudi itu,
dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu
(dari mengerjakan pekerjaan itu). (Al-Ma’idah: 90-91)
Mendengarkan Lagu dan Alat-alat Musik
Mendengarkan Lagu dan Alat-alat Musik
Termasuk fitnah (kemungkaran) yang
banyak ter-sebar pada zaman sekarang adalah mendengarkan nyanyian dan alat-alat
musik. Orang-orang yang kecan-duan alat-alat musik dan hobi mendengarkan musik,
lagu dan sejenisnya suka jika semakin banyak orang yang mempunyai kegemaran
seperti mereka. Oleh sebab itu, pecandu musik dan lagu tahu jika kita semua
menentang mereka, maka kita akan mengekang mereka, menyusahkan dan merendahkan
mereka. Sehingga dengan itu mereka akan rendah dan hina serta tidak dapat
memuaskan dirinya dan menampakkan serta mempromosikan kehendak syahwatnya.
Bilamana banyak orang-orang yang mendukung mereka dan banyak pula orang-orang yang meniru, membantu dan mengikuti mereka, maka dengan leluasa mereka membuka tempat-tempat hiburan, night club, music house, kafe-kafe, diskotik-diskotik, tempat-tempat karaoke dan lainnya. Mereka pun mengajak orang lain ke tempat itu. Pengaruh mereka terhadap orang-orang jahil adalah cobaan dan bala’. Dengan cobaan itu Allah meneguhkan orang-orang yang berakal dan menyesatkan orang-orang jahil dan menyimpang.
Bilamana banyak orang-orang yang mendukung mereka dan banyak pula orang-orang yang meniru, membantu dan mengikuti mereka, maka dengan leluasa mereka membuka tempat-tempat hiburan, night club, music house, kafe-kafe, diskotik-diskotik, tempat-tempat karaoke dan lainnya. Mereka pun mengajak orang lain ke tempat itu. Pengaruh mereka terhadap orang-orang jahil adalah cobaan dan bala’. Dengan cobaan itu Allah meneguhkan orang-orang yang berakal dan menyesatkan orang-orang jahil dan menyimpang.
Mengisap Rokok
Mengisap rokok termasuk fitnah (wabah) besar yang pada hari ini tidak ada satupun rumah yang selamat dari asapnya! Kecanduan mengisap rokok telah melanda setiap lapisan baik orang dewasa maupun anak kecil, pria maupun wanita. Bukan sebatas itu saja, ternyata banyak juga oknum-oknum yang menyeru kepada wa-bah rokok yang lebih tepat disebut penyakit dan bala’!
Mengapa!
Sebab para perokok ingin agar semakin banyak orang yang kecanduan rokok. Sehingga tidak ada lagi orang yang berusaha mencegahnya. Ajakan para peng-isap rokok ini termasuk fitnah. Bila ia melihat seorang jahil, ia akan berusaha mempengaruhinya supaya merokok. Termasuk di antaranya beberapa orang yang terpengaruh merokok melalui teman-temannya yang candu merokok. Ia terpengaruh dengan jumlah mereka yang banyak tanpa melihat kepicikan dan kedangkalan akal dan faham para perokok itu. Lama-kelamaan ia akan mengikuti kebiasaan mereka. Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya Dia akan melindungi serta menjauhkannya dari pergaulan anak-anak nakal tersebut. Dan barangsiapa dipengaruhi mere-ka, maka hendaklah berhati-hati dan waspada terhadap ajakan dan seruan mereka. Sebab bahaya ini (bahaya mengisap rokok) telah merata di mana-mana dan telah meminta banyak korban.
Eksploitasi Kaum Wanita
Termasuk dalam deretan fitnah zaman
sekarang adalah eksploitasi kaum wanita.
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah mengabarkan bahwa wanita itu adalah salah satu fitnah yang terbesar. Beliau bersabda:
اِتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ. (رواه مسلم)
“Berhati-hatilah dari godaan dunia dan waspadai-lah rayuan kaum wanita, sebab fitnah pertama kali yang menimpa bani Israil adalah fitnah wanita.” (HR. Muslim)
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah mengabarkan bahwa wanita itu adalah salah satu fitnah yang terbesar. Beliau bersabda:
اِتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ. (رواه مسلم)
“Berhati-hatilah dari godaan dunia dan waspadai-lah rayuan kaum wanita, sebab fitnah pertama kali yang menimpa bani Israil adalah fitnah wanita.” (HR. Muslim)
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam
menyebut wanita sebagai fitnah (sumber godaan). Dan rasul juga telah
mengabarkan bahwa bani Israil tersesat karena fitnah (godaan) wanita.
Pada zaman sekarang ini eksploitasi
kaum wanita banyak tersebar di mana-mana. Mayoritas kaum hawa itu berani
bersolek dan menampakkan lekuk tubuh mereka di pasar dan di jalan-jalan.
Memamerkan segala macam asesioris dan perhiasannya.
Barangsiapa yang Allah kehendaki terkena goda-an, maka ia akan menyorotkan matanya atau melirikkan pandangannya kepada mereka (kaum wanita itu). Hingga dikhawatirkan ia akan terkena godaan daya tarik wanita itu dan terpedaya lantas timbul syahwat terlarang yang mendorongnya berbuat apa yang diharamkan Allah Subhannahu wa Ta'ala, yaitu berzina! Atau pengantar kepada zina (seperti berdua-duan tanpa mahram, berpacaran dan lain-lain-pent). Memang, wanita adalah godaan yang paling besar!
Barangsiapa yang Allah kehendaki terkena goda-an, maka ia akan menyorotkan matanya atau melirikkan pandangannya kepada mereka (kaum wanita itu). Hingga dikhawatirkan ia akan terkena godaan daya tarik wanita itu dan terpedaya lantas timbul syahwat terlarang yang mendorongnya berbuat apa yang diharamkan Allah Subhannahu wa Ta'ala, yaitu berzina! Atau pengantar kepada zina (seperti berdua-duan tanpa mahram, berpacaran dan lain-lain-pent). Memang, wanita adalah godaan yang paling besar!
Termasuk di antaranya eksploitasi kaum
wanita melalui film-film. Ini merupakan musibah dan malapetaka besar. Demikian
pula foto-foto mereka di majalah, koran-koran dan sampul barang-barang
tertentu. Mereka sengaja memilih wanita-wanita cantik agar menarik minat orang,
khususnya para pemuda. Dan yang lebih berbahaya lagi adalah munculnya foto-foto
mereka dalam keadaan bugil atau setengah bugil yang diproduksi dengan
kamera-kamera canggih dan ditebar dengan parabola. Nas`alullah al-‘afiyah was
salaamah
Tidak diragukan lagi hal itu termasuk
bencana terbesar pada zaman sekarang ini. Allah meneguhkan (iman) orang-orang
yang beriman dengan ucapan yang teguh. Barangsiapa mensucikan dirinya,
pandangannya tidak akan tertuju kepada perkara haram itu. Dan tidak akan
menuruti kehendak syahwat dalam hatinya kepada wanita-wanita itu. Barangsiapa
dipelihara dan dijaga oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala , niscaya Dia akan
menjauhkannya dari fitnah tersebut. Dan niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam
golongan orang-orang yang Allah Subhannahu wa Ta'ala kehendaki kebaikan bagi
diri mereka.
Fitnah Harta
Fitnah Harta
Termasuk fitnah pada zaman ini adalah
harta benda dunia yang banyak menguasai hati manusia. Sehingga mereka lebih
mengutamakan dan mengedepankannya daripada menunaikan hak-hak Allah Subhannahu
wa Ta'ala. Mereka tidak peduli dengan cara apa memperoleh harta benda itu,
dengan yang halal atau yang haram.
Ini termasuk bencana yang sudah
merata. Banyak juga oknum-oknum yang mengajak berbuat demikian. Adapun faktor
pendorongnya adalah hawa nafsu yang diciptakan untuk selalu mencintai harta
benda. Akibat-nya, banyak sekali orang yang terperosok ke dalam perbuatan
haram. Pada hari ini banyak ditemukan orang-orang yang berbangga-bangga dengan
harta yang banyak. Allah Ta'ala berfirman:
“Bermegah-megahan telah melalaikan
kamu.” (At-Takatsur: 1)
“Dan mereka berkata: “Kami lebih banyak mem-punyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab”. (Saba ’:
35)
Betapa banyak orang-orang yang tergoda dengan harta benda dunia. Dan betapa banyak pula orang-orang yang bertanya-tanya bagaimana si Fulan dapat mengum-pulkan harta sebanyak itu hingga ia menjadi orang kaya dan dapat membangun istana-istana, memiliki ini dan itu di dalam dan luar negeri? Hingga ia pun berangan-angan dan akhirnya condong kepada harta dunia.
“Dan mereka berkata: “Kami lebih banyak mem-punyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab”. (
Betapa banyak orang-orang yang tergoda dengan harta benda dunia. Dan betapa banyak pula orang-orang yang bertanya-tanya bagaimana si Fulan dapat mengum-pulkan harta sebanyak itu hingga ia menjadi orang kaya dan dapat membangun istana-istana, memiliki ini dan itu di dalam dan luar negeri? Hingga ia pun berangan-angan dan akhirnya condong kepada harta dunia.
Dan betapa banyak pula orang yang terpedaya
dengan cobaan harta ini. Mereka mengumpulkan harta tanpa peduli halal haram.
Akhirnya mereka terjerumus ke dalam praktek riba, penipuan, suap-menyuap, dan
lainnya. Semua itu karena ambisinya mengumpulkan harta. Sekalipun dengan cara
mencuri, korupsi, menggelapkan harta negara tanpa hak dan lain-lain. Maksudnya
tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbanyak dan mengembangkan hartanya
sehingga ia bisa seperti si Fulan dan si Fulan!!
Apabila telah memperoleh harta yang
banyak, maka mereka habiskan untuk berfoya-foya, memuaskan syahwat, mengenakan
pakaian-pakaian yang disukai, tanpa memperhatikan batas halal haramnya lagi.
Seperti memanjangkan pakaian melebihi mata kaki (isbal), atau meniru pakaian
orang kafir, berekreasi ke negeri-negeri Eropa (baca:kafir), dan menyorotkan
mata sesuka hati kepada perkara-perkara yang terlarang sebagai pemuas nafsu
binatang mereka.
Demikianlah musibah menjadi bertambah
besar. Rasulullah telah menegaskan bahwa harta adalah cobaan. Dan yang beliau
takutkan atas kita adalah harta dunia yang dibentangkan dan gemerlap dunia yang
Allah Ta'ala keluarkan bagi kita. Allah berfirman: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanya-lah cobaan (bagimu); dan di
sisi Allah-lah pahala yang besar.” (At-Taghabun: 15)
Sesungguhnya Allah Ta'ala jualah yang telah meng-anugerahkan harta benda tersebut. Dan menjadi cobaan bagi hamba yang menerimanya. Apakah ia tergelincir ke dalam perkara haram disebabkan harta itu? Apakah ia membeli barang-barang terlarang karena tidak puas dengan yang dibolehkan? Ataukah ia gunakan untuk memuaskan nafsunya sekalipun dengan perkara yang haram!?
Misalnya setiap kali bepergian ke luar negeri, ia terjerumus ke dalam perkara haram, seperti meminum khamar, berzina, dan lainnya. Itulah fitnah besar pada zaman sekarang ini. Kita memohon kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala keselamatan dari segala kejelekan.
Sesungguhnya Allah Ta'ala jualah yang telah meng-anugerahkan harta benda tersebut. Dan menjadi cobaan bagi hamba yang menerimanya. Apakah ia tergelincir ke dalam perkara haram disebabkan harta itu? Apakah ia membeli barang-barang terlarang karena tidak puas dengan yang dibolehkan? Ataukah ia gunakan untuk memuaskan nafsunya sekalipun dengan perkara yang haram!?
Misalnya setiap kali bepergian ke luar negeri, ia terjerumus ke dalam perkara haram, seperti meminum khamar, berzina, dan lainnya. Itulah fitnah besar pada zaman sekarang ini. Kita memohon kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala keselamatan dari segala kejelekan.
Fitnah Ajakan
Kepada Penyimpangan dan Kesesatan
Termasuk fitnah pada zaman ini adalah ajakan dan seruan kepada berbagai jenis penyimpangan dan kese-satan. Orang-orang yang mengajak kepadanya berasal dari kalangan kaum kafir dan orang-orang fasik yang datang kepada kita dengan gelar-gelar mentereng seperti guru besar, instruktur, insinyur, arsitek, doktor, orang pintar dan sejenisnya. Orang-orang awam menggelari mereka dengan sebutan ‘tenaga ahli’. Pada umumnya mereka adalah orang-orang yang membenci dan dengki kepada kita. Sebab kita berpegang teguh dengan aqidah salafiyah yang benar. Di samping kita juga memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah, serta stabilitas keamanan yang tetap terjaga di negeri kita. Sehingga kita hanya takut kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala. Mereka dengki kepada kita dan berusaha menjerumuskan kita kepada kehan-curan yang mereka alami. Maka mereka pun mengajak orang berbuat seperti mereka, sekalipun mereka tidak mengatakannya terang-terangan. Namun mereka mencontohkannya melalui perbuatan untuk memperdaya kita. Mereka itulah juru fitnah yang terbesar!
Hendaklah kita selalu waspada terhadap
mereka. jangan sekali-kali memuliakan dan menghormati mereka, sebab sudah
banyak orang yang menjadi korban, yang akhirnya condong kepada mereka dan
memuji-muji mereka.
Orang-orang yang kembali dari negeri mereka pasti akan membenci kita. Membenci bapak-bapak dan pendahulunya. Melecehkan ibadah-ibadah yang kita lakukan. Dan semakin tinggilah kedudukan orang-orang kafir dan fasik itu dalam pandangan mereka.
Orang-orang yang kembali dari negeri mereka pasti akan membenci kita. Membenci bapak-bapak dan pendahulunya. Melecehkan ibadah-ibadah yang kita lakukan. Dan semakin tinggilah kedudukan orang-orang kafir dan fasik itu dalam pandangan mereka.
Orang-orang itu mengatakan: “Kalian
hanya pan-dai beribadah saja! Kalian hanya memiliki buku-buku agama saja!
Kalian tidak bisa begini dan begitu! Sementara mereka berhasil menciptakan ini
dan itu!
Maka setan pun memperdaya mereka,
sehingga orang-orang kafir itu dianggap lebih hebat daripada kita. Lebih
pintar, lebih maju ilmu pengetahuannya, lebih kuat jasmaninya, lebih ahli dan
lebih mahir daripada kita kaum muslimin. Mereka benar-benar tidak tahu bahwa
orang-orang kafir itu memang disegerakan bagi mereka kenikmatan-kenikmatan di
dunia. Mereka adalah orang-orang yang sibuk mengurus dunia serta meninggalkan
akhirat, sebagaimana yang digambarkan Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam
firman-Nya: “Mereka hanya mengetahui
yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat
adalah lalai.” (Ar-Rum: 7)
Wahai saudaraku, janganlah sekali-kali
engkau terpedaya dengan orang-orang seperti itu. Baik mereka mengajakmu dengan
lisan ataupun dengan perbuatan.
Misalnya seorang guru, ia mengajak dengan ucap-annya, ia hiasi perkataannya sehingga untaian katanya menarik untuk didengar. Namun di balik itu terdapat racun yang mematikan. Bahaya mereka sangat besar. Hanya orang yang Allah beri keteguhan serta ilmu yang dapat lolos dari mereka. Namun bagi yang lemah aqidahnya, ia pasti terpedaya oleh mereka. Ia akan melatahi guru sesat tersebut. Atau minimal meyakini guru sesat itu punya kelebihan, punya keahlian, punya pangkat dan kedudukan yang tinggi. Ia akan menyan-jungnya mati-matian bahwa dia punya keahlian ini, punya kepandaian itu dan lain sebagainya. Lantas ia akan mengikuti dan membenarkan seluruh ucapannya. Hingga ia terseret ke dalam ajakan guru sesat itu, maka kejahatan dan kerusakan semakin meluas. Itulah salah satu malapetaka akhir zaman!
Misalnya seorang guru, ia mengajak dengan ucap-annya, ia hiasi perkataannya sehingga untaian katanya menarik untuk didengar. Namun di balik itu terdapat racun yang mematikan. Bahaya mereka sangat besar. Hanya orang yang Allah beri keteguhan serta ilmu yang dapat lolos dari mereka. Namun bagi yang lemah aqidahnya, ia pasti terpedaya oleh mereka. Ia akan melatahi guru sesat tersebut. Atau minimal meyakini guru sesat itu punya kelebihan, punya keahlian, punya pangkat dan kedudukan yang tinggi. Ia akan menyan-jungnya mati-matian bahwa dia punya keahlian ini, punya kepandaian itu dan lain sebagainya. Lantas ia akan mengikuti dan membenarkan seluruh ucapannya. Hingga ia terseret ke dalam ajakan guru sesat itu, maka kejahatan dan kerusakan semakin meluas. Itulah salah satu malapetaka akhir zaman!
Demikian pula yang datang dengan gelar
insinyur, arsitektur, developer, instruktur dan lainnya yang bergerak di
bidangnya masing-masing. Orang-orang jahil memuji mereka, dengan mengatakan:
“Mereka mengua-sai teknologi yang tidak kita kuasai, mereka ahli dalam
memproduksi barang-barang dan merancang bangunan. Dengan demikian orang-orang
jahil itu terpikat dan gandrung kepada mereka. Tanpa menyadari bahwa mereka itu
sebenarnya budak-budak dunia. Dan tanpa menyadari juga bahwa mereka adalah
orang kafir dan fasik yang tidak pernah ke masjid, tidak pernah menunaikan
shalat dan tidak pernah membaca Al-Qur'an.
Seorang muslim yang celaka tanpa
terasa telah menyanjung-nyanjung mereka, terpedaya dengan mereka, memuji mereka
dengan sifat amanah, faham, kuat dan bertanggung jawab dalam menangani tugas.
Orang-orang jahil yang kepincut dengan
mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka melakukan hal itu untuk
memperdaya orang banyak, dan agar orang lain memuji mereka, sekalipun pekerjaan
mereka serampangan.
Kita katakan kepada orang jahil itu: “Apabila Anda mengagumi mereka, belajarlah baik-baik seperti mereka lalu terapkan! Dengan catatan pelajarilah hal-hal yang bermanfaat saja dan hindarilah hal yang jelek-jelek. Sebab, bukankah Anda telah mengetahui bahwa niat mereka jelek? Meskipun mereka dikaruniai ilmu pengetahuan duniawi. Yang tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Kita katakan kepada orang jahil itu: “Apabila Anda mengagumi mereka, belajarlah baik-baik seperti mereka lalu terapkan! Dengan catatan pelajarilah hal-hal yang bermanfaat saja dan hindarilah hal yang jelek-jelek. Sebab, bukankah Anda telah mengetahui bahwa niat mereka jelek? Meskipun mereka dikaruniai ilmu pengetahuan duniawi. Yang tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Promosi-promosi
Terselubung
Termasuk fitnah pada hari ini adalah promosi-promosi terselubung yang banyak disebarkan oleh orang-orang kafir dan fasik melalui saluran-saluran komunikasi (program-program radio dan televisi), majalah, koran, buku dan selebaran-selebaran. Orang-orang jahil kembali menjadi korban dengan mengkonsumsi barang-barang itu. Mereka pun percaya dengannya, meyakini kebenarannya dan akhirnya terpedaya lantas mereka sendiri pula yang menyiarkannya lewat program-program radio dan televisi. Mengagumi keyakinan dan ibadah orang-orang kafir dan fasik itu, serta mengagumi karya-karya mereka, dan menyebarkannya melalui tulisan-tulisan dan
Bahkan ada juga orang jahil yang
memuji-muji agama mereka dan mencela dienul Islam. Melecehkan aqidah dan budaya
kita tanpa kita sadari.
Orang-orang awam melahap semua itu melalui siaran-siaran radio yang mereka pancarkan dan buku-buku serta koran-koran yang mereka sebarkan.
Hal ini merupakan bahaya besar yang dapat me-nerkam setiap orang jahil yang tidak punya tameng ilmu untuk menangkis syubhat-syubhat tersebut. Bisa saja hatinya terkena syubhat-syubhat itu. Lalu ia akan sulit melepaskan diri darinya. Jika syubhat yang disebarkan oleh juru dakwah, kaum fasik dan orang-orang yang punya maksud jelek serta para ahli bid’ah melalui siaran-siaran dan buku-buku ini menimpa seseorang maka tidak akan selamat darinya kecuali orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukup sehingga ia dapat membantahnya dan menjelaskan kesesatan-kesesatan yang terdapat di dalamnya kepada orang lain.
Berteman Dengan Anak-anak Nakal
Orang-orang awam melahap semua itu melalui siaran-siaran radio yang mereka pancarkan dan buku-buku serta koran-koran yang mereka sebarkan.
Hal ini merupakan bahaya besar yang dapat me-nerkam setiap orang jahil yang tidak punya tameng ilmu untuk menangkis syubhat-syubhat tersebut. Bisa saja hatinya terkena syubhat-syubhat itu. Lalu ia akan sulit melepaskan diri darinya. Jika syubhat yang disebarkan oleh juru dakwah, kaum fasik dan orang-orang yang punya maksud jelek serta para ahli bid’ah melalui siaran-siaran dan buku-buku ini menimpa seseorang maka tidak akan selamat darinya kecuali orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukup sehingga ia dapat membantahnya dan menjelaskan kesesatan-kesesatan yang terdapat di dalamnya kepada orang lain.
Berteman Dengan Anak-anak Nakal
Termasuk fitnah pada zaman ini yang
tidak kalah berbahaya adalah teman-teman yang nakal. Seorang insan bisa saja
terpengaruh oleh temannya, ayahnya, saudaranya atau sahabatnya. Sehingga ia
berbuat seperti tingkah laku teman-temannya itu. Sementara teman-temannya itu
adalah anak-anak nakal yang selalu meng-ajaknya berbuat maksiat dan
menjauhkannya dari ketaatan. Jelas, berteman dengan anak-anak nakal ini
merupakan fitnah (bahaya) yang sangat besar.
Jalan yang harus ditempuh seseorang
untuk mele-paskan dirinya dari bahaya ini adalah senantiasa bersa-bar dan terus
memperteguh kesabarannya. Memegang teguh kebenaran walau bagaimana pun
kondisinya. Hendaklah kamu bersabar apabila teman sekelasmu atau kawan
sekantormu seorang yang fasik dan suka berbuat maksiat, lalu mengejekmu karena
kamu meninggikan kain celanamu sementara ia musbil (mela-buhkannya hingga
melebihi mata kaki), atau mengejekmu karena kamu memanjangkan jenggot sementara
ia mencukurnya, atau mengejekmu karena kamu bersikap zuhud, wara’, selalu
menjaga shalat lima
waktu berjama’ah, tidak menonton film dan tidak mendengar-kan musik. Bahkan
kadang kala ia mengajakmu untuk meninggalkan ketaatan-ketaatan tersebut dan
merayumu untuk menyertainya berbuat maksiat dan kemungkaran. Jika demikian
kondisinya, hendaklah kamu bersabar dan jangan sekali-kali terpedaya dengannya.
Semoga Allah Ta'ala memberikan jalan keluar bagimu. Karena teman-teman yang fasik
itu -siapapun orangnya- memang sangat besar bahayanya, dia itu saudara, ayah,
anak, teman, guru atau yang lainnya.
Oleh sebab itu pula kamu harus ekstra hati-hati karena ucapan mereka sangat besar pengaruhnya. Seorang insan yang diberi karunia ilmu pengetahuan meyakini bahwa ia berada di atas kebenaran pasti tidak akan terpedaya dan condong kepada mereka.
Oleh sebab itu pula kamu harus ekstra hati-hati karena ucapan mereka sangat besar pengaruhnya. Seorang insan yang diberi karunia ilmu pengetahuan meyakini bahwa ia berada di atas kebenaran pasti tidak akan terpedaya dan condong kepada mereka.
Bagaimana Solusinya ?
Banyak sekali jalan keluar dari fitnah
dan kemungkaran yang menghadang kaum muslimin pada zaman ini yang tidak mungkin
disebutkan satu per satu di sini. Namun kita akan sebutkan satu di antaranya,
yang merupakan solusi utama dan asas dalam menanggulanginya. Siapa saja yang
menemui jalan ini ia pasti termasuk orang-orang yang selamat dengan izin Allah
Ta'ala.
Jalan itu
adalah menuntut ilmu!
Ilmu merupakan jalan keselamatan dari
fitnah-fitnah tersebut. Yaitu ilmu yang benar sebagai faktor utama penjamin
keselamatannya dari fitnah. Setiap orang yang mendapat karunia ilmu maka ia
berada di bawah naungan cahaya terang yang berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui cara selamat dari kebinasaan.
Ilmu yang dimaksud di sini adalah ma،¦rifatullah (mengenal Allah Subhannahu wa Ta'ala dengan dalil-dalil), memahami syariat-Nya, hak-hak-Nya, hukum-hukum-Nya, janji-janji serta ancaman siksa-Nya. Pertama kali camkanlah bahwa engkau adalah hamba Allah. Engkau tidak diciptakan-Nya secara sia-sia. Ketahuilah bahwa Dia-lah Rabb yang telah menciptakan engkau, dan Dia-lah yang mengatur engkau. Renungilah hal itu dengan melihat tanda-tanda kebesaran-Nya baik yang tersirat maupun yang tersurat. Yakinilah bahwa Dialah Allah yang mengatur dan memiliki engkau, yang telah mencurahkan nikmat-nikmat-Nya yang tiada terhingga kepada engkau.
Ilmu yang dimaksud di sini adalah ma،¦rifatullah (mengenal Allah Subhannahu wa Ta'ala dengan dalil-dalil), memahami syariat-Nya, hak-hak-Nya, hukum-hukum-Nya, janji-janji serta ancaman siksa-Nya. Pertama kali camkanlah bahwa engkau adalah hamba Allah. Engkau tidak diciptakan-Nya secara sia-sia. Ketahuilah bahwa Dia-lah Rabb yang telah menciptakan engkau, dan Dia-lah yang mengatur engkau. Renungilah hal itu dengan melihat tanda-tanda kebesaran-Nya baik yang tersirat maupun yang tersurat. Yakinilah bahwa Dialah Allah yang mengatur dan memiliki engkau, yang telah mencurahkan nikmat-nikmat-Nya yang tiada terhingga kepada engkau.
Dan ketahuilah bahwa engkau hanyalah
seorang makhluk. Milik Sang Pencipta dan Pemberi rezeki. Eng-kau sangat
membutuhkan-Nya setiap saat. Dan engkau telah menikmati nikmat-nikmat-Nya yang
terus mengalir tanpa henti.
Lalu sadarilah bahwa Allah Subhannahu
wa Ta'ala telah membebani engkau, yaitu dengan perintah dan larangan-Nya. Dia
memerintahkan dan mewajibkan engkau beribadah serta melarang dan memperingatkan
engkau dari perkara haram supaya dijauhi. Perkara-perkara di atas wajib engkau
ketahui. Pelajari dan tekunilah karena hal itu tidaklah sulit, bacalah
Al-Qur'an dan kitab-kitab As-Sunnah seperti Shahih Al-Bukhari, Muslim dan
lainnya. Di sana
pasti engkau dapati pelipur lara dan obat yang manjur untuk setiap penyakit. Di
sana juga
engkau dapati kewajiban-kewajiban ibadah seperti shalat, thaharah (bersuci),
dan rukun-rukun Islam lainnya. Di dalamnya juga terdapat keterangan bahwa Allah
Subhannahu wa Ta'ala menjelaskan perkara-perkara mubah yang boleh kita nikmati
untuk menyambung hidup, dan juga menjelaskan perkara-perkara haram dan
sejenisnya.
Jika hal itu sudah engkau fahami, maka
selanjut-nya ketahuilah bahwa di sana
ada pahala dan siksa. Yaitu bilamana seorang hamba menjaga kewajiban-kewajiban
ibadah itu, niscaya Allah akan memberinya pahala. Demikian pula bila ia
menjauhi perkara haram semata-mata melaksanakan perintah Allah Subhannahu wa
Ta'ala،¦ala,
ia akan diberi oleh-Nya pahala yang besar. Dan sadarilah bahwa jika ia
melakukan perkara haram itu atau menganggapnya remeh (menganggapnya hal biasa
sehingga dilanggar-nya), niscaya Allah akan menyiksanya. Apabila ia
meninggalkan kewajiban, maka Allah akan menyiksanya karena itu. Dan siksaan itu
ada yang disegerakan ada pula yang ditangguhkan, sebagaimana juga halnya
pahala.
Bilamana semua itu telah engkau
resapi, apakah engkau masih berbuat durhaka kepada Allah? Apakah engkau masih
bisa terkicuh lantas berbuat maksiat? Maka dari itu, pelajarilah aqidah yang
benar agar engkau tidak tertipu oleh juru-juru dakwah yang sesat, para ahli bid،¦ah, mu،¦tazilah dan lainnya. Ketahuilah bahwa aqidahmu akan senatiasa
lurus selama engkau mempelajari aqidah Ahlus Sunnah dan berpegang teguh
dengannya. Selanjutnya setelah engkau mengetahui perintah dan larangan Allah
Ta'ala, pahala dan siksa-Nya, janganlah sekali-kali engkau terima ajakan yang
membuatmu malas beribadah dan menjerumuskanmu ke dalam perbuatan haram.
Anggaplah orang yang mengajak itu sebagai juru-juru kesasatan dan fitnah, yang
merupakan cobaan Allah Subhannahu wa Ta'ala،¦ terhadap orang-orang jahil.
Mengetahui perkara-perkara tersebut
merupakan asas dalam meraih keselamatan. Demikianlah terapi yang sangat gampang
dan mudah. Dan alhamdulillah, di negara kita ini sarana dan prasarana menuntut
ilmu mudah didapatkan.
Sarana-sarana itu sebagai berikut:
Sarana-sarana itu sebagai berikut:
Majlis-majlis
ilmu
Banyak sekali majlis-majlis ilmu yang
diasuh oleh para alim ulama, mereka membacakan kitab-kitab ilmu di sela-sela
waktu kosong. Engkau dapat mempelajari aqidah, hukum, nasihat-nasihat dan
ilmu-ilmu lainnya. Jangan terlalu terpaku dengan pelajaranmu di sekolah atau
madrasah yang hanya diperoleh dari guru saja. Karena pada umumnya mereka juga
tidak memberikan porsi materi pelajaran yang memadai.
Rajin
bertanya
Banyak sekali ulama-ulama yang dapat
engkau hu-bungi melalui telepon ataupun bertatap muka langsung, supaya engkau
dapat memetik ilmu yang bermanfaat dan benar melalui mereka
Buku-buku
yang bermanfat
Janganlah engkau campur adukkan ilmu yang be-nar dengan ilmu yang menyimpang. Sebab di
Camkanlah
Nasihat Ini
Sesungguhnya jalan keselamatan
hanyalah satu, yaitu jalan Allah yang lurus. Yang telah Allah sebutkan dalam
firman-Nya: “Dan bahwa (yang Kami
perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.” (Al-An’am: 153)
Telah dinukil dari sebuah hadits
shahih bahwa suatu ketika Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menarik sebuah
garis lurus, lalu menarik garis-garis ke kanan dan ke kiri dari garis yang
lurus itu. Kemudian beliau bersabda:
هَذَا سَبِيْلُ اللهِ، وَهَذِهِ
الْخُطُوْطُ الَّتِيْ عَنْ يَمِيْنِهِ وَيَسَارِهِ سُبُلُ الشَّيَاطِيْنِ. ثُمَّ
قَرَأَ قَوْلَ اللهِ تَعَالَى: (رواه أحمد والدارمي)
“Inilah (garis lurus) jalan Allah,
sementara garis-garis ke kanan dan ke kiri itu adalah jalan-jalan setan”,
kemudian beliau membaca ayat: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah
jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari
jalan-Nya.” (HR. Ahmad dan Ad-Darimi)
Sebagian ulama mencontohkannya dengan
pelepah kurma yang menjulur hingga ke tanah. Sekiranya seekor serangga merayap
naik melalui batangnya, niscaya ia akan sampai ke atas dan dapat menikmati buah
kurma yang diinginkannya, artinya ia telah selamat sampai ke tujuan. Lain
ceritanya jika ia naik melalui pelepah daun kurma yang menjulur ke kanan dan ke
kiri itu, baru saja ia mencoba merayap naik pasti sudah terjatuh. Batang itulah
jalan Allah, sementara pelepah daun kurma itu adalah jalan-jalan setan. Jalan
Allah yang merupakan shiratul mustaqim sangat jelas terlihat.
Sekarang ini kita berada pada zaman
serba asing, sebagaimana yang disebutkan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam
dalam sebuah hadits:
بَدَأَ اْلإِسْلاَمُ غَرِيْبًا
وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ، فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. (رواه مسلم)
“Dienul Islam itu pada mulanya asing
dan akan kembali menjadi asing sebagaimana pada awalnya, maka Thuubaa
(kebahagian/Surga bernama thuu-baa) bagi para ghuraba’.” (HR. Muslim)
إِنَّهُ فِيْ آخِرِ الزَّمَانِ يُوْشِكُ
أَنْ يَكُوْنَ خَيْرُ مَالِ أَحَدِكُمْ غَنَمٌ يَتَتَبَّعُ بِهَا شَعَفَ
الْجِبَالِ وَمَوَاضِعَ الْقَطْرِ يَفِرُّ بِدِيْنِهِ مِنَ الْفِتَنِ.
“Pada akhir zaman nanti sebaik-baik
harta kalian adalah kambing-kambing yang digembalakannya di puncak-puncak bukit
dan tempat-tempat penggembalaan, menjauhkan diri dari fitnah-fitnah demi
menjaga agamanya.”
Orang-orang yang menjaga nilai-nilai
agamanya merekalah yang disebut ghuraba’, dan merekalah yang mendapat doa dari
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam : “Berbahagialah para ghuraba’!”
Seorang muslim hanya selamat dengan
memegang teguh nilai-nilai agamanya, ia harus mendahulukannya daripada yang
lain. Seperti yang disebutkan dalam hadits:
إِذَا أَتَتْكَ فِتْنَةٌ فَقَدِّمْ
مَالَكَ، فَإِنْ جَاوَزَتِ الْمَالَ فَقَدِّمْ نَفْسَكَ دُوْنَ دِيْنِكَ.
“Apabila datang cobaan/fitnah
menimpamu, maka korbankan hartamu. Jika tidak dapat diatasi de-ngan harta, maka
korbankanlah dirimu. Jangan sekali-kali kamu korbankan agamamu!”
Camkanlah nasihat tersebut, kami
berharap semo-ga setiap muslim dapat mengembannya dengan sebaik-baiknya. Kita
memohon kepada Allah semoga Dia mengajarkan kita ilmu yang bermanfaat, dan
menjadikan kita orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang
paling baik di antaranya. Kita berlindung kepada-Nya dari ilmu yang tidak
bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, doa yang tidak dikabulkan. Semoga Allah Subhannahu
wa Ta'ala menunjukkan kebenaran kepada kita dan memberikan kekuatan bagi kita
untuk mengikuti-nya. Dan menampakkan kebatilan kepada kita serta memberikan
petunjuk kepada kita untuk menjauhinya. Tidak menjadikannya samar sehingga kita
tersesat. Kita memohon kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala semoga Dia mengokohkan
agama ini yang merupakan pelindung segala urusan kita, dan menghindarkan kita
dari fitnah-fitnah yang nyata maupun terselebung. Sesungguhnya Dia Maha
Bijak-sana lagi Maha Mengetahui. Shalawat dan salam semoga tercurah atas
junjungan kita Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam, atas keluar-ga dan segenap
sahabat beliau